Achmad Irfandi Membuat “Kampung Lali Gadget” untuk Mencegah Anak Kecanduan Gadget

Tak bisa disangkal apabila gadget atau yang lebih kita kenal dengan istilah smartphone atau hp adalah benda serba bisa yang dapat digunakan untuk bermain game, menonton berbagai macam konten, berkomunikasi di sosial media atau melalui aplikasi chatting, dan masih banyak hal-hal lain yang bisa dilakukan oleh hp. Terlebih, jika hp tersebut terhubung ke internet melalui jaringan ataupun seluler.

Karena menawarkan banyak kesenangan dan mudah digunakan serta mudah diperoleh membuat hp menjadi salah satu benda yang digandrungi oleh anak-anak. Sayangnya, agar bisa selalu online, hp membutuhkan paket data atau internet yang harus kita beli. Jika ingin gratisan, biasanya anak-anak akan mencoba terhubung ke jaringan wi-fi yang ada di sekitarnya.

Kondisi ini sudah sangat umum karena itu, hampir di semua tempat bisa dengan mudah kita temukan anak-anak yang sedang asyik bermain hp.

Hal ini pulalah yang terjadi di kampung‌ salah seorang pemuda asal Sidoarjo bernama Ahmad Irfandi. Anak-anak di kampungnya kebanyakan sibuk dengan gadget membuat interaksi dan kegiatan bermain di luar rumah menjadi sangat minim.

Bahkan, tidak sedikit di antara anak-anak tersebut yang rela menghabiskan waktu berlama-lama di cafe atau warung kopi hanya demi bisa mengakses WiFi gratisan.

Pemandangan inilah yang membuat Ahmad Irfandi berpikir untuk mencari cara mengalihkan perhatian anak-anak tersebut dari gadget agar mereka tidak kecanduan.

Ahmad Irfandi Menggagas Kampung Lali Gadget (KLG)

image from IG @kampunglaligadget

Berawal dari keprihatinannya terhadap anak-anak di kampungnya yang rata-rata mulai kecanduan gadget, Ahmad Irfandi berinisiatif untuk membangun sebuah tempat yang bisa digunakan oleh anak-anak untuk bermain.

Karena di kota-kota besar seperti di Sidoarjo, tempat bermain anak-anak sudah sangat minim. Faktor ini jugalah yang menyebabkan anak-anak lebih memilih untuk bermain menggunakan gadget dibandingkan dengan bermain di luar ruangan.

Ide Ahmad Irfandi untuk membuat tempat bermain bagi anak-anak tersebut pada akhirnya terealisasi pada tahun 2018. Tempat bermain tersebut diberi nama Kampung Lali Gadget (KLG). Kampung Lali Gadget pada awalnya hanya menggunakan pemilik perangkat desa berukuran 45 x 50 m yang ia pinjam.

Tentu saja, ide tersebut pada awalnya dipandang sebelah mata oleh Kebanyakan orang mengingat gadget dan anak-anak saat ini ibarat dua sisi mata uang yang tak terpisahkan.

Namun tekad, semangat, sarta keyakinannya yang kuat membuat Ahmad Irfandi berusaha untuk mewujudkan tempat yang diidam-idamkannya, yaitu sebuah tempat bermain yang bisa digunakan anak-anak untuk memainkan berbagai macam permainan tradisional tanpa gadget.

Pada awal mendirikan KLG, Ahmad Irfandi menggunakan sebuah tempat yang sangat sederhana. Tempat tersebut kemudian diisi dengan berbagai macam permainan tradisional.

Kemudian ia mengajak anak-anak untuk bermain di sana. Setiap anak yang masuk ke KLG tidak boleh membawa smartphone atau hp.

Pada awalnya, tidak banyak anak-anak yang mau bermain di sana. Untuk memperkenalkan KLG, Ahmad Irfandi dan kawan-kawannya berusaha untuk mensosialisasikannya dengan berbagai cara. Salah satu cara yang digunakan oleh Ahmad Irfandi untuk mensosialisasikan klg adalah dengan mendatangi sekolah-sekolah di sekitar KLG dan mengundang siswa-siswi sekolah untuk datang.

Seiring dengan berjalannya waktu, KLG semakin terkenal dan semakin banyak anak-anak yang bermain ke sana. Bahkan, tidak hanya anak-anak desa asal KLG saja yang datang dan bermain.

Saat ini, KLG sudah semakin terkenal dan tidak hanya didatangi oleh anak-anak dari sekitar Desa, tapi juga didatangi oleh anak-anak berbagai daerah termasuk dari luar negeri.

Image from Ig @kampunglaligadget


Berbagai Macam Permainan Tradisional di Kampung Lali Gadget

Konsep yang diusung oleh Ahmad Irfandi pada Kampung Lali Gadget adalah memperkenalkan permainan perairan permainan tradisional dengan memanfaatkan apa saja yang ada di alam.

Karena itulah, semua permainan yang ada di KLG dibuat dari bahan-bahan alami. Seperti egrang, layang-layang, bola bekel, congklak, gundu, dan berbagai macam permainan tradisional lainnya semisal lompat tali, bentengan, hingga gobak sodor.

Selain bermain di ruangan terbuka (pendopo) dan di halaman pendopo anak-anak juga diajak bermain di alam terbuka. Seperti di lapangan hingga di sawah. Di sini, anak-anak bisa bermain tanah, pasir, air, dan lumpur sepuasnya.

Bisa dibilang, hampir semua jenis permainan tradisional Kampung Lali Gadget. Bahkan, ada banyak permainan-permainan yang memancing kreativitas.

Astra Mengapresiasi Ahmad Irfandi

Ide mendirikan Kampung Lali Gadget sebagai wadah untuk memperkenalkan berbagai macam permainan tradisional kepada anak-anak, sekaligus tempat untuk menteri anak-anak dari gadget, tentu saja patut diapresiasi. Saya sendiri sebagai orang tua yang punya dua anak merasa bahwa, ide Ahmad Irfandi ini sangat inspiratif.

Untuk mendukung dan mengapresiasi Ahmad Irfandi yang telah mendirikan Kampung Lali Gadget sebagai tempat untuk bermain dan memperkenalkan budaya serta melestarikan berbagai macam permainan tradisional, PT Astra International Tbk pun tak ragu benda pusaka Ahmad Irfandi sebagai salah satu finalis di ajang SATU Award pada tahun 2021 silam di bidang Pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar